Analisis Lingkungan Internal
PT Bank Central Asia
Disusun Oleh:
Hansel
Bagus Tritama
08120120017
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
JURUSAN SISTEM INFORMASI
TANGERANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Bank
merupakan lembaga keuangan yang didirikan dengan kewenangan untuk menerima
simpanan uang dan meminjamkan uang. Kata ‘bank’ berasal dari bahasa Italia banca yang berarti tempat penukaran uang
[1]. Pada saat ini bank bukanlah kebutuhan yang tersier lagi, namun
telah menjadi kebutuhan primer setiap individu dalam masyarakat, termasuk
masyarakat Indonesia. Tanpa bank, manusia akan merasakan kesulitan seperti:
mengamankan uang, memiliki barang yang melebihi pendapatan per bulan, ataupun
melakukan transaksi antar negara. PT Bank Central Asia atau dikenal dengan
sebutan BCA merupakan salah satu bank nasional Indonesia yang dipercaya oleh
masyarakat Indonesia sampai saat ini.
PT
Bank Central Asia adalah bank swasta Indonesia yang didirikan pada tanggal 21
Februari 1957 oleh seorang pengusaha yang bernama Sudono Salim atau lebih
dikenal dengan panggilan Liem Sioe Liong [2]. Bank Central Asia
telah berhasil mendapatkan lebih dari 50 penghargaan dalam periode 2002-2014
dan telah dinobatkan sebagai bank terbaik di Indonesia pada tahun 2014 oleh
Majalah Investor [3]. Saat ini Bank Central Asia memiliki jumlah
dividend sebesar 1.232.750.500.000 (tercatat 9 Desember 2014)[4]
dengan jumlah total aset sebesar Rp 561.426.366.000.000,- berdasarkan audit
terakhir yang dilakukan oleh tim keuangan PT Bank Central Asia pada tanggal 30
September 2014 [5]. Laba Bank Central Asia pada kuartal III (Q3)
pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp 12,2 triliun atau meningkat sebesar 17.7%
dari tahun 2013 [6].
Meskipun
terlihat bahwa PT Bank Central Asia ini mengalami banyak kesuksesan, namun
bukan berarti mereka tidak mengalami masalah dan rintangan. Mereka telah
melewati 11 ancaman besar yang mengancam keberhasilan mereka di sektor
perbankan sejak 1997, dari krisis moneter sampai rushing telah dialami oleh Bank Central Asia. Salah satu ancaman
terbesar PT Bank Central Asia adalah pada saat krisis moneter (krismon) yang
terjadi pada tahun 1997. Krisis ini membawa dampak yang signifikan kepada
seluruh sistem perbankan di Indonesia, serta memengaruhi aliran dana di BCA dan
bahkan mengancam kelanjutannya. Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari
pemerintah Indonesia atau Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Namun,
krisis ini tidak berhasil menghilangkan keberadaan PT Bank Central Asia di
Indonesia. Buktinya, sampai saat ini keberadaannya masih dianggap oleh
masyarakat Indonesia dan bahkan menjadi salah satu bank yang memiliki trust tertinggi di negara ini [7].
Berdasarkan kejadian Bank Central
Asia di atas, penulis tertarik untuk melakukan analisis lingkungan internal
yang dilakukan oleh PT Bank Central Asia sehingga mereka dapat mempertahankan
bisnis sampai saat ini. Analisis ini ditulis oleh penulis melalui sebuah
makalah analisis yang berjudul “Analisis Lingkungan Internal PT Bank Central
Asia” ini.
I.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
penulis merumuskan masalah yang akan menjadi pedoman sekaligus arah dari
makalah analisis ini. Berikut adalah perumusan masalah makalah analisis ini:
“Bagaimana lingkungan internal dari PT Bank Central Asia sehingga ia dapat
mempertahankan bisnis sampai saat ini?”
I.3
Tujuan Penulisan
Tujuan
dari makalah analisis ini adalah untuk:
1. Memberikan
pengetahuan tentang PT Bank Central Asia;
2. Mengetahui
lingkungan internal perusahaan PT Bank Central Asia; dan
3. Memperoleh
wawasan untuk mempertahankan bisnis dalam jangka panjang terutama pada bisnis
perbankan dari segi internal perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Keadaan lingkungan
kerja pada setiap organisasi dapat memberikan tingkat kepuasan yang berbeda bagi
para karyawan, sehingga kinerja dalam menyelesaikan tugas juga berbeda. Oleh
karena itu, hal utama yang perlu diperhatikan oleh perusahaan/organisasi adalah
menjamin agar para karyawan dapat bekerja dan melakukan tugas mereka dalam keadaan
yang aman dan nyaman, sehingga mereka dapat melakukan tugasnya tanpa mengalami
hambatan. Lingkungan kerja akan sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja
menyelesaikan tugas yang diberikan kepada karyawan[18]. Lingkungan
kerja yang buruk dapat memperboros waktu dan menghasilkan output atau hasil yang kurang memuaskan atau bahkan menurun. Lingkungan
kerja yang memuaskan karyawan akan mendorong mereka untuk bekerja dengan
maksimal.
Menurut
Salusu (2001:30), lingkungan adalah kondisi, situasi, keadaan, peristiwa, dan
pengaruh-pengaruh yang mengelilingi serta mempengaruhi perkembangan organisasi
atau perusahaan[8]. Pengertian ini menjelaskan bahwa lingkungan
disekitar organisasi dapat menentukan tingkat keberhasilan suatu organisasi
atau perusahaan.
Menurut
Lawrence H. Keith, lingkungan adalah faktor- faktor yang berada diluar (eksternal)
dan didalam (internal) jangkauan organisasi yang dapat menimbulkan suatu
peluang atau ancaman[9]. Berdasarkan dua pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa lingkungan adalah faktor-faktor yang berada diluar atau
didalam organisasi yang berupa suatu kondisi, situasi, keadaan, peristiwa dan
pengaruh-pengaruh yang mengelilingi serta mempengaruhi perkembangan organisasi
yang dapat menimbulkan suatu peluang atau ancaman.
Semangat
kerja para karyawan ditentukan oleh lingkungan dimana ia bekerja, baik internal
ataupun eksternal. Namun, persentase yang lebih banyak mempengaruhi kinerja
karyawan adalah lingkungan internal perusahaan. Menurut Agus Ahyari (1991:112),
lingkungan kerja internal adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat
pekerjaan dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
diberikan[10]. Menurut Sedarmayanti (2003:218), lingkungan internal
perusahaan adalah lingkungan yang langsung berhubungan dengan pegawai (seperti
: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya), serta lingkungan perantara yang
disebut juga lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kondisi manusia (seperti
: peraturan, ruangan yang kecil, infrastruktur perusahaan, dan sumber daya perusahaan)[11].
Berdasarkan pengertian para ahli di
atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa lingkungan internal perusahaan adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar tempat pekerjaan dan berhubungan langsung
dengan pegawai, seperti peraturan perusahaan, infrastruktur perusahaan, dan
sumber daya perusahaan, yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam
menyelesaikan tugas mereka.
BAB III
PEMBAHASAN
Analisis lingkungan internal PT Bank
Central Asia ini dibagi menjadi lima bagian,
yaitu: Struktur Organisasi, Sumber Daya Manusia (SDM), Infrastruktur Teknologi
Informasi, Budaya Perusahaan (Corporate
Culture), dan Kelemahan Bank Central Asia.
III.1
Struktur Organisasi
Analisis
lingkungan internal PT Bank Central Asia bagian pertama adalah struktur
organisasi. Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan
antara bagian dan posisi internal perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan
pembagian aktivitas kerja dan sumber daya manusia, serta memperhatikan hubungan
fungsi dan aktivitas sampai batas-batas tertentu[12]. Dengan adanya struktur organisasi, perusahaan
dapat dengan mudah mengambil keputusan dengan cepat, mengimplementasikan
perencanaan dengan seksama, meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, serta
dapat memperoleh informasi perusahaan dengan mudah[13]. Oleh karena
itu, struktur organisasi menjadi hal penting dalam internal perusahaan.
Struktur organisasi yang banyak
digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar adalah Struktur Organisasi U-Form. Struktur ini membagi perusahaan
berdasarkan fungsi-fungsi usahanya berdasarkan kemampuan masing-masing pekerja[13].
PT Bank Central Asia juga menerapkan struktur organisasi U-Form ini, namun mereka membagi struktur ini ke dalam dua bagian,
yaitu: Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tugas Dewan Komisaris adalah
melakukan pengawasan atas kebijakan perusahaan, jalannya operasional, serta
memberikan nasihat kepada Direksi sesuai dengan Pasal 108 ayat (1) UUPT[14].
Sedangkan tugas Dewan Direksi adalah melindungi aset-aset perusahaan,
memastikan bahwa manajemen mampu merumuskan strategi-strategi yang menciptakan
nilai bagi pemegang saham dan memastikan bahwa strategi-strategi tersebut
dijalankan dengan baik[14]. Jadi, Dewan Komisaris menjabat seperti
pengawas, sedangkan Dewan Direksi adalah eksekutor / penentunya. Hal ini
dilakukan oleh PT Bank Central Asia agar setiap tindakan yang diambil sudah
berdasarkan perhitungan dan pemikiran yang matang terlebih dahulu, serta cepat
dalam mengambil keputusan yang benar. Berikut adalah struktur organisasi yang
digunakan oleh PT Bank Central Asia:
Gambar 1. Struktur Organisasi PT Bank Central Asia
Sumber: Laporan Tahunan BCA 2013[15]
|
|
Pada
Gambar 1 dapat dilihat PT Bank Central Asia membagikan tugas pada perusahaan
sesuai dengan fungsi dan profesionalisme para individu. Setiap fungsi juga
dikepalai oleh seorang Direktur yang berperilaku sebagai penampung aspirasi
bawahannya dan menyampaikannya ke Presiden Direktur, sehingga tidak ada gap atau jarak antara karyawan dengan
para pimpinan.
Berdasarkan struktur organisasi PT Bank
Central Asia di atas, dapat dilihat adanya komite audit internal antara
Presiden Direktur dengan para Direktur, bahkan diarahkan terlebih dahulu ke
Dewan Komisaris sebelum diterima oleh Presiden Direktur. Begitu juga
sebaliknya. Hal ini dilakukan pada internal PT Bank Central Asia ini agar
setiap data atau informasi yang tersebar di perusahaan sudah diperiksa oleh
Dewan Komisaris terlebih dahulu, baik laporan keuangan, laporan Sumber Daya
Manusia (SDM), ataupun laporan nasabah. Hal ini guna untuk meminimalisir adanya
data atau informasi yang salah/keliru. Seperti yang ditulis oleh Dr. H.
Muhammad Gade, Ak, SH, MBA dalam bukunya yng berjudul Teori Akutansi[16],
bahwa auditor memiliki pengaruh dalam pencapaian tujuan perusahaan.
III.2
Sumber Daya Manusia (SDM)
Analisis
lingkungan internal PT Bank Central Asia yang kedua adalah Sumber Daya Manusia
atau SDM. Sumber Daya Manusia adalah salah satu kunci daya saing (competitive advantage) BCA terhadap
kompetitornya. Kesuksesan yang telah dicapai Bank Central Asia bergantung pada
SDM-nya yang profesional, pintar, dan berkualitas tinggi. Hal ini dapat dilihat
melalui Dewan Direksi yang bekerja pada Bank Central Asia. Berikut adalah
profil Dewan Direksi di Bank Central Asia berdasarkan struktur organisasi pada
bagian III.1:
- Jahja
Setiaatmadja (Presiden Direktur): lulusan Universitas Indonesia dalam bidang
Akuntansi[17].
- Eugene
Keith Galbraith (Wakil Presiden Direktur): lulusan Johns Hopkins University,
Amerika Serikat, dalam bidang Filosofi, Sejarah Ekonomi, dan Antropologi[17].
- Subur
Tan (Direktur Kepatuhan): lulusan Universitas Indonesia dalam bidang Hukum[17].
- Anthony
Brent Elam (Direktur Teknologi Informasi): lulusan New York University, Amerika
Serikat, dalam bidang Keuangan dan Bisnis Internasional[17].
- Dhalia
Mansor Ariotedjo (Direktur Bisnis Korporasi): lulusan George Washington
University, Amerika Serikat, dalam bidang Keuangan[17].
- Suwignyo
Budiman (Direktur Bisnis Cabang): lulusan University of Arizona, Amerika
Serikat, dalam bidang Manajemen Administrasi[17].
- Henry
Koenaifi (Direktur Perbankan Individu): lulusan Monash University, Melbourne,
Australia, dalam bidang Manajemen Administrasi[17].
- Armand
Wahyudi Hartono (Direktur Wilayah & Strategi Operasi Layanan): lulusan
Stanford University, Amerika Serikat, dalam bidang Teknik Sistem Ekonomi dan
Riset Operasi[17].
- Erwan
Yuris Ang (Direktur Wilayah & Pendukung Cabang): lulusan Universitas
Satyagama dalam bidang Hukum dan Universitas Trisakti dalam bidang Magister
Hukum[17].
- Rudy
Susanto (Direktur Manajemen Risiko): lulusan Universitas Tarumanagara dalam
bidang Teknik Sipil dan University of Tennessee, Knoxville, Amerika Serikat,
dalam bidang Manajemen Administrasi Keuangan[17].
Berdasarkan
data profil Dewan Direksi di atas, dapat dilihat bahwa mereka semua adalah
orang yang bersarjana dan memegang pekerjaan sesuai dengan bidangnya
masing-masing, sehingga output yang
dikeluarkan lebih maksimal. Namun, PT Bank Central Asia tidak hanya
memperkerjakan Sumber Daya Manusia yang memiliki pendidikan tinggi. Berikut
adalah data yang diambil dari Laporan Tahunan 2013 Sumber Daya Manusia PT Bank
Central Asia[18]:
Jumlah
Karyawan berdasarkan Tingkat Pendidikan:
|
2013
|
2012
|
SD, SMP, dan SMU
|
5.764
|
5.960
|
Diploma dan Sarjana
|
14.639
|
13.747
|
Pasca Sarjana
|
610
|
578
|
Total
|
21.013
|
20.285
|
Tabel 1. Jumlah Karyawan berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sumber: Laporan Tahunan SDM BCA
2013[18]
|
|
Berdasarkan Laporan Tahunan SDM BCA
2013, dapat dilihat bahwa jumlah karyawan yang lulusan SD, SMP, dan SMU
terdapat sebanyak 5.764 karyawan pada tahun 2013. Namun, hal ini bukanlah
menjadi penghalang bagi PT Bank Central Asia untuk terus sukses karena di lingkungan
internal Bank Central Asia selalu melakukan pelatihan setiap tahunnya bagi
karyawan yang tidak memiliki pendidikan yang cukup tinggi. Pelatihan ini
disebut dengan BCA Learning Center
yang digunakan untuk mengembangkan dan membekali para karyawan dengan keahlian
yang diperlukan serta memperkuat karakter dan kompetensi agar mereka dapat
mencapai produktivitas yang maksimal[18]. BCA Learning telah dilakukan oleh PT Bank Central Asia sebanyak
2.173 kali dengan total peserta 64.020, dengan total waktu 190.695 hari. Bagi
yang berhalangan hadir pada saat pelatihan juga dapat melakukan pembelajaran
melalui E-Learning yang didukung oleh
Video Based Training (VDT) sebagai
alternatif metode pelatihan interaktif yang semakin populer di lingkungan
internal BCA. Dengan adanya E-Learning
ini, jumlah peserta pada tahun 2013 bertambah dua kali lipat dibandingkan
dengan jumlah peserta tahun 2012[18].
Selain
BCA Learning Center ini, upaya lain
yang dilakukan oleh Bank Central Asia untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusianya adalah dengan melaksanakan Employee
Engagement. Employee Engagement ini
adalah aktivitas rutin yang dilakukan setiap tahunnya guna untuk meningkatkan
rasa kepercayaan diri dan semangat kerja para karyawannya dalam menghadapi
nasabah, sehingga dapat menghasilkan interaksi yang baik. Program ini mendapat
respon yang tinggi dari para karyawan. Berdasarkan Gallup Polling Group, sebuah
perusahaan yang memiliki konsetrasi pada polling,
respon karyawan BCA terhadap program ini mencapai 98%[18][19].
Selain Employee Engagement, Bank Central Asia juga mengadakan program Work-Life Balance guna untuk mempererat
hubungannya dengan para karyawan dan meningkatkan kepuasan karyawan yang
bekerja di Bank Central Asia ini sehingga menghasilkan kinerja yang maksimal.
Salah satu kegiatan dalam program ini adalah “Sehat Bersama BCA”, suatu
aktivitas dimana setiap karyawan diajak untuk berolahraga bersama. Kegiatan
lain dari program ini adalah dengan menyediakan fasilitas day care untuk mengurangi tingkat kestressan bagi para pekerja yang
memiliki anak. Oleh karena program ini, keharmonisan hubungan industrial
semakin terjaga[18].
III.3
Infrastruktur Teknologi Informasi
Analisis
lingkungan internal PT Bank Central Asia yang ketiga adalah Infrastruktur
Teknologi Informasi. Teknologi Informasi merupakan motor penggerak layanan
perbankan dan aktivitas perbankan di Bank Central Asia. Dengan semakin
banyaknya karyawan yang bekerja di Bank Central Asia (rata-rata 20.000 karyawan
baru per tahun berdasarkan Tabel 1) dan perkembangan jaringan internet (mobile banking), maka infrastruktur Teknologi Informasi di Bank
Central Asia harus dikembangi dan menjadi kunci penting dalam menopang jalannya
operasional. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh BCA adalah dengan
membuat Disaster Recovery Data Center
(DRC), dimana data center ini
digunakan untuk menyimpan data-data yang secara tidak sengaja hilang atau crash, sehingga dapat di recovery/dikembalikan lagi datanya[11].
Pada
Bank Central Asia juga telah diimplementasikan Service-Oriented IT Architecture atau disebut SOA. Melalui arsitektur
ini, karyawan dapat memberikan respon yang lebih cepat dengan basis teknologi
umum untuk memenuhi kebutuhan Bank yang terus berkembang[20]. Selain
arsitektur SOA ini, Bank Central Asia juga menggunakan dua data center dengan standar internasional serta dapat dioperasikan
secara independen untuk memastikan keberlangsungan usaha jika terdapat gangguan
pada salah satu data center.
Investasi yang besar ini dikeluarkan oleh Bank Central Asia guna untuk
mempertahankan kestabilan perusahaan dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Bank Central Asia juga menyediakan
dokumentasi arsitektur/infrastruktur Teknologi Informasi secara online agar mudah diakses oleh karyawan,
terutama karyawan yang berada pada divisi Teknologi Informasi/Sistem Informasi.
Selain itu, BCA juga mengunggah setiap policy
yang berhubungan dengan hardware ataupun
software secara online (enterprise security
policies) agar bisa dibaca, dipahami, disadarkan, dan dipatuhi oleh semua
karyawan BCA. Alasan dibuatkan policy
/ kebijakan ini adalah karena kedisiplinan dijunjung tinggi di lingkungan
internal BCA dikarenakan biaya perbaikan sistem akan menjadi jauh lebih mahal[20].
III.4
Budaya Perusahaan (Corporate Culture)
Analisis
lingkungan internal PT Bank Central Asia yang keempat adalah Budaya Perusahaan.
Budaya Perusahaan menurut Susanto A.B (1997:3)[21] adalah suatu
nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi
permasalahan eksternal ataupun internal, sehingga masing-masing anggota
perusahaan/organisasi memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana meraka harus
bertindak atau berperilaku. Salah satu budaya PT Bank Central Asia adalah
budaya whistleblowing atau disebut
pengaduan pelanggaran. Untuk membentuk Tata Kelola Perusahaan yang baik, BCA
mewajibkan kepada setiap karyawannya untuk melakukan budaya ini guna untuk
memajukan perusahaan[22]. Tindakan yang harap dilaporkan adalah
tindakan fraud (penipuan/manipulasi),
pelanggaran terhadap hukum, peraturan perusahaan, kode etik, dan benturan
kepentingan yang terjadi di dalam BCA. Whistleblowing
ini merupakan budaya komunikasi bagi pihak internal BCA. Segala jenis pengaduan
harus didasari dengan itikad baik dan bukan merupakan suatu keluhan pribadi
ataupun didasari kehendak buruk/fitnah[23].
Selain whistleblowing ini, lingkungan internal BCA juga menjunjung tinggi
budaya integritas, yaitu jujur, tulus, dan lurus. Nasabah ingin memiliki Bank
yang dapat dipercaya. Kepercayaan itu harus dibangun dari diri sendiri dahulu
secara konsisten[23]. Kerja sama tim (team work) juga menjadi salah satu budaya dari BCA, dimana setiap
karyawan harus memiliki pertalian khas, komitmen, tata cara dan sinergi untuk
mencapai satu tujuan.
III.5
Kelemahan Bank Central Asia
Meskipun
lingkungan internal Bank Central Asia sudah baik, namun mereka masih memiliki
beberapa kelemahan-kelamahan yang harus diperbaiki. Berikut adalah hasil
analisis SWOT (Strength.Weakness.Opportunities.Threats)
yang dilakukan oleh penulis terhadap kelemahan (W) yang dimiliki oleh Bank
Central Asia:
- Terlalu memfokuskan diri kepada internet banking, sehingga cara
tradisional diabaikan. Hal ini terlihat dari masih adanya nasabah Bank Central
Asia yang datang langsung ke tempat fisik BCA, namun mereka tidak dilayani
dengan cepat. Dari delapan counter
yang dibuka, hanya lima counter saja
yang dilayani. Apalagi jika nasabah datang pukul 12 atau 1 siang setelah makan
siang, kerja teller BCA menjadi
semakin pelan. Bahkan sampai dijuluki sebagai Bank Capek Antri[24].
- Ruangan nasabah yang kurang besar. Tidak
adanya keseimbangan antara besar ruangan dengan nomor antrian serta kecepatan
pemanggilan nomor antrian. Sudah dari tahun 1999 sampai saat ini, hal ini belum
diperhatikan oleh pihak BCA[25].
- Rasa kurang peduli (cuek) teller kepada
nasabah masih tinggi. Hal ini terbukti dari testimoni Hindun Mustikharima,
seorang nasabah Bank Central Asia, yang ditulis langsung di kompas. Beliau
mengatakan bahwa teller BCA tidak
memperhatikan nomor antrian, mereka lebih mendahulukan nasabah yang terlihat
kelelahan daripada nomor antrian[26].
BAB IV
KESIMPULAN DAN
SARAN
IV.1
Kesimpulan
Lingkungan internal perusahaan dapat
mempengaruhi kinerja dan kesuksesan suatu perusahaan. PT Bank Central Asia
dapat mempertahankan perusahaannya sampai saat ini salah satu penyebabnya
dikarenakan adanya lingkungan internal perusahaan yang baik dan profesional.
Berikut adalah keempat bagian lingkungan internal PT Bank Central Asia yang
sudah cukup baik, yaitu:
1. Struktur
Organisasi yang sudah tersusun dengan baik dan pembagian tugas juga sudah sesuai
dengan kemampuan individu;
2. Sumber
Daya Manusia dapat dikelola dan dikontrol dengan baik. Dari karyawan yang
lulusan SD sampai karyawan Pascasarjana;
3. Infrastruktur
Teknologi Informasi yang profesional dan inovatif, baik dari segi teknologinya
ataupun sekuritasnya; dan
4. Budaya
Perusahaan (Corporate Culture) yang
mendahulukan integritas, team work,
dan juga whistleblowing menjadi salah
satu competitive advantage yang
dimiliki Bank Central Asia.
Namun,
selain keempat lingkungan internal di atas, Bank Central Asia juga memiliki
kelemahan di lingkungan internalnya, yaitu:
- Terlalu
memfokuskan diri kepada internet banking,
sehingga cara tradisional diabaikan;
- Ruangan
nasabah yang kurang besar; dan
- Rasa
kurang peduli (cuek) teller kepada nasabah masih tinggi.
IV.2
Saran
- Pihak Bank Central Asia harus lebih
sensitif terhadap waktu tunggu yang harus dialami nasabah untuk melakukan
transaksi. Bukan berarti nasabah tidak dapat menggunakan internet banking, namun ada beberapa nasabah yang merasa lebih
percaya untuk datang langsung menghadap teller
daripada melalui internet.
- Supervisor
Bank BCA cabang dapat mengawasi setiap teller
yang bersikap “cuek” terhadap nasabah dan mencoba untuk memberikan pelajaran/training lebih untuk karyawan yang
seperti ini.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Hoggson, N. F. (1926) Banking Through the Ages, New York, Dodd, Mead &
Company
[2]
Santosa, Ippho. (2007) Begini harusnya bisnis!: 5 kunci emas pengusaha
spektakuler Indonesia, Jakarta, PT Elex Media Komputindo
[3]
http://www.beritasatu.com/bank-dan-pembiayaan/189306-15-bank-terbaik-tahun-2014-versi-majalah-investor.html.
Selasa, 10 Juni 2014. 20:45 WIB.
[4]http://www.idx.co.id/Home/ListedCompanies/CompanyProfile/tabid/89/KODE_Q/BBCA/language/en-US/Default.aspx.
Rabu, 21 Januari 2014. 16:14 WIB.
[5]
http://ycharts.com/companies/PBCRY/assets. Selasa, 20 Januari 2014. 20.00 WIB.
[6]http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/10/30/172857626/Kuarta.III.BCA.Bukukan.Laba.Bersih.Rp.12.2.Triliun.
30 Oktober 2014. 17:28 WIB.
[7]
http://www.tempo.co/read/news/2002/02/26/0563890/Perjalanan-BCA-Sejak-1997. Selasa,
22 Februari 2002. 15:37 WIB.
[8]
Dharma Setyawan, Salam. (2001). Otonomi daerah: dalam perspektif lingkungan,
nilai, dan sumber daya. Yogyakarta, Djambatan.
[9]
Anwar, Hadi. (2005). Prinsip Pengelolaan Sampel Lingkungan. Jakarta, PT
Gramedia Pustaka Utama.
[10]
Ahyari, Agus. (1991). Jurnal ekonomi dan bisnis Indonesia, Volumes 6-8.
Yogyakarta, Fakultas Edkonomi Universitas Gadjah Mada.
[11]
Sedarmayanti. (2003). Good governance (kepemerintahan yang baik) dalam rangka
otonomi daerah: Membangun sistem manajemen kinerja guna meningkatkan
produktivitas menuju good governance (kepemerintahan yang baik). Bandung,
Mandar Maju.
[12]
Husein, Umar. (2003). Business an
Introduction. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
[13]
Suharyadi. (2007). Kewirausahaan. Jakarta, Salemba Empat.
[14]
Gunawan, Widjaja. (2008). Risiko hukum sebagai direksi, komisaris & pemilik
PT. Jakarta, Niaga Swadaya.
[15]
http://www.bca.co.id/include/download/Struktur-Organisasi.pdf. 31 Desember
2013. 17:20 WIB.
[16]
Gade, Muhammad. (2005). Teori Akuntansi. Jakarta, Almahira.
[17]
http://www.bca.co.id/id/about/cari-tahu-tentang-bca/manajemen/manajemen_landing.jsp.
21 Januari 2015. 16:53 WIB.
[18]
http://www.bca.co.id/include/download/laporan_tahunan2013/Sumber_Daya_Manusia.pdf.
31 Desember 2013. 17:20 WIB.
[19]
Gallup, Alec. (2009). Gallup Poll: Public
Opinion 2008. USA, Rowman & Littlefield Publishers.
[20]
http://www.bca.co.id/include/download/laporan_tahunan2012/120-123.pdf. 31
Desember 2012. 15:20 WIB.
[21]
A.B. Susanto. (2005). World Class Family
Business. Jakarta, Quantum Bisnis & Manajemen.
[22]
A.J. Brown. (2014). International
Handbook on Whistleblowing Research. UK, Edward Elgar Publishing Limited.
[23]
http://www.bca.co.id/include/download/indeks_id/VisiMisiB_211.pdf. 31 Desember
2013. 17:20 WIB.
[24]
http://www.kompas.com/suratpembaca/read/35393. 25 September 2012. 08:30 WIB.
[25]
http://www.kompas.com/suratpembaca/read/31169. 30 Maret 2012. 10:27 WIB.
[26]
http://www.kompas.com/suratpembaca/readtanggapan/35892. 29 Oktober 2012. 14:32
WIB.